Sabtu, 10 Desember 2016

Hikayat Bunga Kemuning

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia
Makalah Hikayat Bunga Kemuning
 










SMA N 1 Blora
Di susun oleh :
*     Aa Laylatul Al Falaq                                     (01)
*     Ahmad Bakhtiyar Nur Fahriyan                    (02)
*     Aulia Revanza Prasetyawan Putri                (06)
*     Latifa Ikhsan Dewanti                                   (19)
*     Moh. Ilham bagus                                         (21)
*     Sri Riski Martini                                            (33)

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Hikayat,berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Dan salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan atau kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.
Hikayat termasuk dalam golongan karya sastra pujangga lama. Karya sastra ini dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini didominan oleh syair, pantun, hikayat, dan gurindam. Di nusantara, budaya melayu klasik dengan islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatra dan Semenanjung Malaya.
Hikayat tidaklah muncul secara kebetulan. Suatu konsep pandangan hidup berdasarkan cita-cita masyarakat telah dituangkan ke dalam hikayat. Orientasi hidup masyarakat yang lebih menekankan pada kehidupan spiritual dan nilai-nilai rohani begitu menonjol dalam hikayat. Hikayat begitu terpau dalam kehidupan masyarakat. Hikayat telah memberikan nilai-nilai kepada masyarakat, sebaliknya masyarakat telah memberikan pula nilai-nilai melalui hikayat. Hikayat sebagai hasil budaya masyarakat, mengalami pasang naik dan pasang surut, karena tuntutan zaman selalu berubah dari waktu ke waktu. Namun, nilai dan fungsi hikayat sebagai karya sastra selalu relevan.
Berkaitan dengan pendidikan moral kami memilih Hikayat Bunga Kemuning sebagai pelengkap tugas Bahasa Indonesia kami. Hikayat ini memiliki pesan moral yang sangat banyak ditinjau dari segi manapun. Nilai-nilai tersebut akan dibahas pada bab pembahasan.
b. Rumusan masalah
1.      Bagaimanakah karakteristik dari Hikayat Bunga Kemuning?
2.      Apa saja nilai-nilai yang dapat diambil dari Hikayat Bunga Kemuning?
3.      Majas apa sajakah yang digunakan dalam Hikayat Bunga Kemuning?
4.      Apa saja konjungsi yang digunakan dalam Hikayat Bunga Kemuning?
c.Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah
1.      Untuk memenuhi tugas bahasa indonesia yang telah diberikan oleh Bapak Titis Purbo Utomo, S.Pd.
2.      Untuk mengetahui macam-macam kandungan dari hikayat tersebut.
3.      Untuk menambah wawasan kami sebagai siswa.
d. Manfaat
Manfaat yang kami dapatkan setelah kami membuat makalah ini adalah
1.      Dapat mengetahui beberapa macam-macam kandungan dari Hikayat Bunga Kemuning
2.      Wawasan kami sebagai siswa menjadi bertambah
3.      Dapat memenuhi tugas bahasa indonesia pembuatan makalah tentang Hikayat Bunga Kemuning


BAB II
PEMBAHASAN
a. Cerita singkat dari Hikayat Bunga Kemuning
          Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.
            Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona, Puteri Kuning dan 2 puteri lainnya. Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.
Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.
Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.

b. Karakteristik Hikayat Bunga Kemuning
Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dari narasi yang lain. Adapun karakteristik hikayat antara lain: (a) terdapat kemustahilan dalam cerita, (b) kesaktian tokoh tokohnya, (c) anonim, (d) istana sentris, dan (e) menggunakan alur berbingkai/ cerita berbingkai.
Berikut contoh karakteristik bahasa hikayat yang terdapat dalam teks Hikayat Bunga Kemuning pada bagian A diatas.
·           Kemustahilan
“Beberapa minggu setelah para putri raja belajar budi pekerti di negeri seberang, tumbuhlah sebuah tanaman diatas kubur Putri Kuning. Raja keheranan melihat tanaman itu, batangnya bagaikan jubah Putri Kuning, daunnya bulat berkilau bagai kalung tau hijau, sementara bunganya putih kekuningan dan berbau sangat harum. Tanaman itu mengingatkannya pada Putri Kuning.”
Kemustahilannya adalah diatas makam tumbuh tanaman menyerupai Putri Kuning.
·           Kesaktian
Selain kemustahilan,seringkali dalap kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Bunga Kemuning ditunjukkan dengan kesaktian/ mukjizat yang didapat oleh Putri Kuning. Adapun kalimatnya sebagai berikut:
“Sejak saat itulah bunga tersebut diberi nama bunga kemuning karena mengingatkan raja pada Putri Kuning. Sama halnya Putri Kuning, bunga kemuning memiliki banyak manfaat. Bunganya dapat digunakan untuk mengharumkan rambut, batangnya dapat dipakai untuk membuat kotak kotak indah dan kulit kayunya dapat ditumbuk untuk dijadikan bedak penghalus wajah”
Kesaktian tersebut terletak dari kehebatan bunga yang tumbuh diatas makam Putri Kuning yang memiliki banyak manfaat.
·           Anonim
Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat adalah anonim. Anonim berarti tidak di ketahui secara jelassiapa pengarang dari cerita tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, masuarakat sempat percaya bahwa cerita tersebut benar benar nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.
·           Istana sentris
Hikayat sering kali bertema dan berlatar kerajaan. Dalam Hikayat Bunga Kemuning, hal tersebut dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja dan ke-10 putri raja.
“Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki 10 orang putri yang cantik-cantik.”
Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh seorang raja yang membentuk kerajaan. Sehingga makin mendukung sifat istana sentris hikayat ini.

b. Nilai nilai yang terkandung
o   Nilai Sosial
Mencoba untuk lebih baik
o   Nilai Agama
o   Berbuat baik walaupun dibalas kejahatan
(Bukti agama islam)
“Sesungguhnya rahmat Allah Swt amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang yang bepergian) dan hamba sahayamu (pembantu).” (QS. An-Nisa [4]: 36).
“Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yg lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 96)
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60).
“Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan.”(QS. Al-Qashash [28]:54)
“Siapa yang datang membawa kebaikan, baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan siapa yang datang membawa kejahatan, tidaklah diberi balasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (SQ. Al-Qashash [28]:84)
Allah Ta’ala berfirman,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatansekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.“
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh.“ (QS. Ali Imran: 30).

o    Nilai Moral
Keburukan akan terbongkar dengan sendirinya walaupun ditutupi.
o    Nilai Budaya
Sopan dan santun kepada orang tua, Pada jaman dahulu tentang pemberian nama putri atau putra.

d. Majas yang digunakan
Majas dapat dikatan gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh effek effek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.(Wikipedia)
Majas adalah suatu gaya bahasa yang berbentuk kiasan/perumpamaan yang digunakan untuk memperindah suatu kalimat baik itu lisan ataupu tertulis dengan memanfaatkan kekayaan bahasa untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak dan pembicaranya.
·                    Majas metafora
Metafora adalah majas yang memberikan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.
Majas metaforanya : “Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung hijau, bunganya putih kekuningan sangat wangi!”
·                    Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan bermaksud untuk menyindir seseorang.
Majas ironi : “Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku”


·                    Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Majas paradoksnya : “Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tidak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan tersenyum rama kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada degan kakak-kakaknya.”

e. Konjungsi yang digunakan
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antar paragraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, tanda seru), adapun penghubung antar kalimat paragraf yang letaknya di awal paragraf.
Konjungsi
·           Dan (menyatakan penambahan)
o  Puteri Sulung bernama Putri Jambon. Adik-adiknya dinamai Putri Jingga, Putri Nila, Putri Hijau, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah Merona, Putri Kuning, dan 2 putri lainnya.
o  Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal.
o  "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja.
o  Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas.
o  Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka.
o  Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi.
o   Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya
o   Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana.


BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Dari hasil pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa,terutama dalam bahasa melayu yang berisikan tentang kisah,cerita,dan dongeng.Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan,kesaktian serta mukjizat tokoh utama
2.      Hikayat Bunga Kemuning ini memiliki karakteristik kemustahilan,kesaktian,anonim,istana sentris.
3.      Hikayat Bunga Kemuning mempunyai nilai moral sosial,agama,budaya,moral.
4.      Hikayat Bunga Kemuning memiliki majas paradoks,ironi,metafora.
5.      Hikaya Bunga Kemuning memiliki konjungsi tetapi dan dan.
b. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat bermanfaat dan dapat membantu kelompok dan siswa yang lain yaitu :
1.      Untuk meningkatkan kualitas diskusi agar pembagian tugas lebih jelas
2.      Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.